Rabu, 19 April 2017

Depresi Ibu Hamil Jangan Dianggap Sepele, Ini Cara Mengenalinya

Depresi pada ibu hamil atau secara medis disebut depresi antepartum, adalah salah satu komplikasi kehamilan yang paling umum. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian ibu hamil pernah mengalaminya.

Depresi pada kehamilan ini merupakan penyakit biologis yang melibatkan perubahan kimia otak. Selama hamil, perubahan hormon dapat memengaruhi zat kimia pada otak yang berhubungan dengan depresi dan kecemasan.

Untuk mengenali apakah kamu mengalami depresi saat hamil, teliti apakah kamu mengalami beberapa gejala semacam ini.

    Merasa tidak berharga.

    Kurang berenergi, kurang konsentrasi, dan kurang tertarik dengan dunia di sekitarmu.

    Tidak lagi menikmati hal-hal yang dulunya kamu sukai.

    Terjadi perubahan nafsu makan.

    Terlalu banyak tidur atau justru kurang tidur.

    Merasa bersalah.

    Berulang kali berpikir untuk bunuh diri atau merasa tidak punya harapan.

    Gelisah atau cemas.

    Dilanda kesedihan secara berkepanjangan.

Wanita hamil yang mengalami depresi biasanya mengalami beberapa gejala-gejala tersebut dalam jangka waktu selama dua minggu atau lebih. Namun sayangnya, tidak semua bumil mendapatkan perawatan depresi yang memadai atau justru tidak berupaya mencari pertolongan.

Terlebih, adanya mitos wanita yang hamil pasti bahagia menjadikan banyak wanita yang merasa malu mencari bantuan. Padahal, depresi selama kehamilan yang tidak tertangani dengan baik dapat berdampak serius kepada kesehatan bayi dan ibu sendiri.

Bagaimanakah Langkah untuk Mengatasinya?

Bila tidak ditangani, depresi antepartum dapat menyebabkan bumil mengalami gizi buruk, berkecenderungan untuk bunuh diri, kecanduan minuman beralkohol, dan merokok. Akhir buruk ini pada nantinya dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat bayi baru lahir di bawah normal, dan masalah perkembangan anak.

Penelitian juga menunjukkan bahwa bayi dari ibu yang dilanda depresi berkepanjangan menjadi lebih mungkin untuk mudah marah, lebih rewel, kurang aktif bergerak, kurang menunjukkan minat, dan lebih gelisah.

Dikarenakan depresi antepartum yang tidak ditangani dikhawatirkan dapat berlanjut setelah melahirkan, maka bentuk pertolongan depresi sejak dini menjadi sesuatu yang penting bagi ibu dan bayi. Ingatlah bahwa berkonsultasi dengan psikiater berarti kamu bertekad menjaga keselamatan dan kesehatan bayimu.

Bila kamu merasa mengalami depresi saat hamil, lakukan beberapa penanganan pertama berikut untuk membantumu mengatasi depresi.

    Rawat dan manjakan dirimu. Jadikan hal ini daftar teratas yang harus dilakukan sebagaimana merawat diri sendiri adalah sebagian dari upaya merawat bayimu. Bila nantinya bayimu sudah lahir, kamu tidak lagi memiliki banyak waktu untuk diri sendiri.

    Ceritakan apa yang kamu rasakan. Hal ini bisa mengobati suasana hati Bumil. Daripada berjuang sendiri melawan depresi, lebih baik untuk mencurahkan isi hati kepada orang yang kamu percayai dapat membantu. Bicarakan juga kepada pasangan agar dia memahami dan memberikan dukungan. Kamu juga bisa berkonsultasi tentang hal ini kepada dokter kandungan.

    Istirahatlah yang cukup. Efek karena kukurang tidur sangat memengaruhi kemampuan fisik dan psikis dalam menangani stres dan tantangan sehari-hari. Membangun rutinitas jam tidur yang sama tiap hari adalah langkah pertama yang baik.

    Mulai berolahraga. Latihan fisik selama kehamilan secara alami dapat meningkatkan kadar hormon bahagia atau serotonin dan menurunkan kadar hormon stres atau kortisol.

    Perhatikan asupan makanan dan kecukupan gizi. Pola makan yang melibatkan asupan tinggi gula, karbohidrat olahan, kafein, tambahan bahan kimia, dan rendah protein dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan psikis. Mulai sekarang, jagalah pola makan dan pastikan perhatikan kecukupan gizimu tiap hari.

    Konsumsi Omega-3. Selama bertahun-tahun, manfaat asam lemak omega-3 diketahui dapat membantu mengurangi gejala depresi dan dapat berfungsi sebagai mood-booster alami. Asam lemak omega-3 banyak terkandung di dalam ikan berminyak dan kenari. Sementara itu, bila kamu memilih untuk mengonsumsi omega-3 dalam bentuk suplemen, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter kandungan.

    Terapi akupunktur dapat menjadi pilihan yang direkomendasikan. Terapi alternatif semacam ini diduga dapat memperbaiki suasana hati.

Jangan pernah mencoba untuk menghadapi depresi seorang diri. Seorang wanita yang depresi sering kali tidak memiliki kekuatan atau keinginan yang memadai untuk merawat dirinya sendiri atau bayinya yang tengah berkembang. Jangan membiarkan hal ini terjadi secara berlarut-larut. Segera hubungi dokter ahli terkait.

Sumber : http://www.alodokter.com/depresi-ibu-hamil-jangan-dianggap-sepele-ini-cara-mengenalinya