Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan dan pengoperasian bersama pipa transmisi gas Duri-Dumai. Pipa ini akan mulai mengalirkan gas bumi pada 2018.
Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi PGN, Dilo Seno Widagdo mengatakan sinergi pembangunan pipa tersebut membutuhkan dana sebesar USD 76 juta atau setara Rp 1,05 triliun. Dana tersebut sudah termasuk untuk pembebasan lahan.
"Desain pembangunan ini bersama dengan Pertamina, kita sudah punya nilai kesepakatan untuk capex USD 76 juta. Itu sudah termasuk masalah-masalah terkait pembebasan lahan," ujar Dilo di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (9/6).
Dilo mengatakan jalur pembangunan pipa tersebut 70 persen akan melewati jalur jalan raya. Sementara, 20 sampai 30 persen akan melewati perkebunan penduduk.
"Jadi di situ butuh (modal) pembebasan lahan. Sudah dapat izin dari Pemda tingkat 1 dan 2 serta migas. Pembebasan lahan sudah on progres, jadi target (selesai) akhir 2018 harus tercapai," jelasnya.
Dilo menambahkan, pembangunan pipa transmisi gas bumi Duri-Dumai sepanjang 67 Km tersebut rencananya akan dilaksanakan dalam waktu 18 bulan. Sedangkan untuk groundbreaking akan dilaksanakan usai Ramadan.
"18 bulan kita akan kejar, mudah-mudahan groundbreaking kuartal tiga tahun ini, habis lebaran lah," tegas Dilo.
Dalam membangun dan mengoperasikan pipa transmisi Duri Dumai ini, kedua BUMN segera membentuk Komite Manajemen sebagai wadah konsultasi dan koordinasi. Komite Managemen terdiri 10 orang, enam orang berasal dari Pertamina dan empat orang dari PGN. Tugas komite ini berakhir setelah terbentuknya Joint Venture Company atau bentuk kerja sama lainya.
[sau]
Source link