Sabtu, 10 Juni 2017

Qatar punya ladang gas terbesar dunia, tak habis 56 tahun ke depan

Qatar punya ladang gas terbesar dunia, tak habis 56 tahun ke depan



Merdeka.com - Sejumlah negara-negara Liga Arab kompak memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Pemicu pemutusan hubungan tersebut karena Qatar dituding mendukung kelompok teroris dan ikut campur dalam urusan negara lain.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Berly Martawardaya, menilai pemutusan hubungan negara liga arab dengan Qatar sebenarnya tidak hanya karena tuduhan pendukung terorisme. Perkembangan ekonomi Qatar yang cukup pesat disinyalir merupakan faktor lain, yang membuat Qatar dianggap dapat membahayakan posisi beberapa negara Timur Tengah.

"Dia (Qatar) di Timur Tengah memang sangat kaya, negara kecil dengan kemajuan ekonomi yang sangat pesat. Dia punya kemampuan melakukan inovasi, mengubah hasil penjualan migas menjadi sektor yang lebih banyak menghasilkan uang. Ini yang tidak dimiliki negara Timur Tengah lainnya," ujarnya di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (10/6).

Ladang gas Qatar merupakan yang terbesar di dunia, bahkan ladang gas tersebut tidak akan habis hingga 56 tahun ke depan. Pengelolaan kekayaan alam ini membuat Qatar menjadi salah satu negara terpandang di dunia.

Kemampuan Qatar mengelola produksi gas alam, membedakannya dengan negara-negara Timur Tengah lain yang mengeksploitasi minyak bumi. Pembeda tersebut memungkinkan Qatar untuk mengambil jarak dari dominasi Saudi di Timur Tengah.

"Ini tentu membuat gerah negara-negara Timur Tengah lain, kok dia kecil tapi punya banyak duit. Bahkan 56 tahun ke depan tidak akan habis. Uang dari penjualan gas dibuat bangun industri lain, mereka punya beberapa kilang minyak. Mereka kelola semuanya, mereka bikin Airlines yang besar dan mereka bikin media. Mereka sadar punya uang banyak sehingga bangun link yang banyak, supaya bisa berkesinambungan," jelasnya.

Peningkatan ekonomi Qatar ini juga diperkirakan akan berlangsung panjang. Konflik yang terjadi saat ini diharapkan tidak mengganggu strategi bisnis yang telah tertata selama ini.

"Qatar juga punya nafas yang panjang, dia punya airline yang bisa menjadi supplai yang panjang. Jadi kita berharap semangat pembaharuan, transformasi, mudah-mudahan tidak terganggu dengan konflik yang berlangsung pada saat ini," pungkasnya.

[bim]


Source link قالب وردپرس